Kenaikan harga si kuning mentereng masih terdongkrak optimisme investor bahwa bank sentral AS masih akan mempertahankan stimulus. Seperti yang diketahui, pada pekan lalu, Pimpinan the Federal Reserve Ben S Bernanke bilang bahwa AS akan membutuhkan kebijakan moneter yang akomodatif untuk masa depan yang lebih baik. Hal itu yang lantas mengerek pesona emas sebagai alat investasi teraman.
Isu lainnya yang juga mendorong harga emas adalah data ekonomi China yang diprediksi hanya tumbuh 7,5% pada periode tiga bulan yang berakhir 30 Juni. Data ini dijadwalkan akan dirilis hari ini. Sebelumnya, pada kuartal I, perekonomian China melambat menjadi 7,7%.
"Fokus utama adalah data China. Bagi negara-negara seperti Australia, tak diragukan lagi bahwa perekonomian mereka kehilangan momentum. Sementara, jika berkaitan dengan pasar saham, pelaku pasar masih sangat fokus terhadap the Fed," jelas Mark Smith, senior economist ANZ Bank New Zealand Ltd di Wellington.
0 comments:
Post a Comment