Harga emas melemah pada
penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) didorong bursa saham
Eropa menguat ditambah fokus pelaku pasar terhadap pertemuan The Federal
Reserve pada pekan ini. Pelaku pasar menanti sinyal waktu setiap
kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS).
Harga emas berjangka AS untuk pengiriman
April tidak berubah di level US$ 1.152,40 per ounce. Sementara itu,
harga emas di pasar spot melemah tipis 0,5 persen ke level US$ 1.152,66
per ounce. Harga komoditas logam telah jatuh selama sembilan sesi
berturut-turut.
Harga emas
berada di level terendah sejak 1 Desember di kisaran US$ 1.147,10
setelah data tenaga kerja AS menguat memicu spekulasi The Fed akan
menaikkan suku bunga pada Juni 2015.
Sementara itu, harga perak turun 0,5
persen ke level US$ 15,56 per ounce. Sedangkan paladium tergelincir 0,5
persen menjadi US$ 785,90 per ounce.
Harga komoditas logam juga mengabaikan
dolar AS melemah 0,8 persen terhadap mata uang utang. Meski demikian,
dolar telah naik 10 persen sepanjang 2-15, dan masih diperdagangkan
mendekati level tertinggi sejak 2003.
“Investor berspekulasi terhadap emas,
dan selama dolar AS menguat sulit untuk melihat perubahan harga emas,”
ujar CEO Sharps Pixley, Ross Norman, seperti dikutip dari laman Reuters,
Selasa (17/3/2015).
Investor fokus terhadap pertemuan
kebijakan The Fed yang dimulai pada Selasa waktu setempat untuk
mendapatkan sinyal seberapa cepat bank sentral AS menaikkan suku bunga.
Suku bunga tinggi dapat menurunkan permintaan emas.
Sentimen investor terhadap emas
cenderung menurun. Hal itu ditunjukkan dari perdagangan berjangka emas
di SPDR Gold Trust yang turun 0,28 ton menjadi 750,67 ton pada akhir
pekan lalu.
Data commodity futures trading AS pun
menunjukkan hedge fund dan manajer keuangan mengurangi optimisme mereka
terhadap pergerakan harga emas.
0 comments:
Post a Comment