Mengawali pekan ini, harga emas
naik tipis didorong reli indeks dolar berhenti dan saham Eropa melemah.
Akan tetapi, harga emas ini berada di level rendah dalam tiga bulan
setelah laporan pekerjaan Amerika Serikat (AS) mendorong harapan kalau
bank sentral AS/The Federal Reserve akan segera menaikkan suku bunga.
Mengutip laman Reuters, Selasa (10/3/2015), harga emas
di pasar spot naik tipis 0,1 persen ke level US$ 1.166,72 per ounce
setelah melemah tajam sejak 1 Oktober 2013. Harga emas untuk pengiriman
April ditutup menguat US$ 2,2 per ounce ke level US$ 1.164,30.
Sementara
itu, harga perak di pasar spot turun 0,5 persen menjadi US$ 15,86
setelah jatuh ke level terendah dalam dua bulan pada US$ 15,69 per
ounce. Harga Palladium menguat 0,5 persen ke level US$ 819,75 per ounce.
“Data laporan pekerjaan pada Jumat pekan
lalu begitu signifikan dari yang diharapkan. Pelaku pasar mulai
berpikir kalau The Federal Reserve akan harus mulai mengubah sinyal
mereka dalam pertemuan berikutnya,” tutur Analis Citi David Wilson.
The Federal Reserve diperkirakan segera
menaikkan suku bunga acuannya setelah data ekonomi AS cukup baik. Hal
ini berpengaruh terhadap aset investasi termasuk emas.
Suku bunga yang lebih tinggi bisa
menurunkan permintaan termasuk emas. Laporan pekerjaan yang dilaporkan
oleh Departeman Tenaga Kerja menunjukkan kalau pengusaha AS meningkatkan
rekrutmen pegawai. Selain itu, tingkat pengangguran turun ke level
terendah sejak Mei 2008.
Selain itu, pelaku pasar juga mencermati perkembangan penyelesaian utang Yunani.
Pemerintah Yunani akan melakukan pertemuan dengan sejumlah pihak untuk
memulai diskusi mengenai reformasi Yunani terkait pembiayaan darurat.
Ketidakpastian terus menerus atas krisis
utang dapat membuat Yunani keluar dari zona Euro, hal ini bisa
meningkatkan permintaan untuk emas ritel.
“Pelaku pasar mencoba untuk menjual emas setelah data tenaga kerja pada Jumat pekan lalu,” kata Steve Scacalossi, Head of Sales TD Securities Global Metals.
0 comments:
Post a Comment