Jakarta - Pengamat politik
 dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Mada Sukmajati 
mengingatkan, potensi praktik politik uang di pemilu presiden tetap 
besar.
Menurut Mada, dinamika politik uang yang terjadi sangat luar biasa pada pilpres kali ini. Asumsi bahwa vote buying di pilpres akan lebih kecil karena melibatkan dana yang sangat besar semakin tidak terbukti.
Menurutnya, berbagai indikasi menunjukkan praktik vote buying
 mulai bermunculan. Mada menegaskan, politik uang jelang dan saat hari 
coblosan akan semakin marak jika tak diantisipasi secara serius.
"Di sinilah pentingnya peran relawan dan masyarakat untuk 
meminimalisasi praktik ini. Apalagi jika mengingat terbatasnya kemampuan
 dan kewenangan penyelenggara pemilu," kata Mada saat dihubungi, dari 
Jakarta, Selasa (8/9).
Pengajar Fisipol UGM itu mengatakan praktik politik uang di pemilu 
legislatif lalu lebih bersifat lokal karena dilakukan oleh calon 
legislatif yang menggandeng tokoh-tokoh setempat. Namun, lanjut Mada, 
sangat terbuka potensi politik uang di pilpres melibatkan jaringan 
birokrasi sipil dan militer.
Mada menambahkan, polanya bukan lagi sekadar membeli suara pemilih, 
tetapi membeli suara dari penyelenggara pemilu atau vote trading. "Perlu
 dicermati kemungkinan terjadinya vote trading yang melibatkan penyelenggara di tingkat lokal," ulasnya.
Mada menambahkan, politik uang di pilpres akan melibatkan pemodal 
besar. Imbasnya, jika pihak yang melakukan politik uang sampai berkuasa 
maka pemerintahan yang terbentuk menjadi pragmatis dan proses pembuatan 
kebijakan publik selali bersifat transaksional.
"Ujungnya adalah semakin jauhnya kebijakan publik dengan kebutuhan 
rakyat. Di sinilah kegagalan bekerjanya demokrasi perwakilan sebagaimana
 menjadi cita-cita reformasi," sambungnya.
Meski demikian Mada masih punya keyakinan politik uang bisa tumbang 
oleh kesukarelawanan. "Gerakan relawan yang bekerja secara voluntarisme 
adalah energi baru dalam perkembangan demokrasi di Indonesia. Gerakan 
sosial ini akan menjadi antithesa dari model politik oligarki yang 
digerakan para pemodal. Ini akan dibuktikan lagi tanggal 9 Juli besok," 
kata Mada.







0 comments:
Post a Comment