equityworld futures pusat
Saturday, July 12, 2014

Saturday, July 12, 2014

Sebagai negara tetangga, Mesir berupaya kuat untuk menghentikan gempuran Israel ke Gaza. Namun sayang, upaya Mesir ini terhalang oleh kekerasan kepala kedua pihak, yakni Israel dan Hamas.

Operasi militer Israel dimulai sejak Selasa (8/7) lalu setelah serangan roket Hamas ke wilayahnya memancing aksi balasan dari Israel. Sejak saat itu, Israel dan Hamas tiada henti saling meluncurkan roket dan tidak ada yang bersedia menghentikan aksinya.

Israel bersikeras bahwa pihaknya tidak akan berhenti sebelum serangan roket dari Hamas berhenti. Namun di sisi lain, Hamas juga enggan menghentikan serangannya, dengan alasan Israel terlebih dulu yang harus berhenti karena negara Yahudi itu yang menurut Hamas, memulai serangan. Demikian seperti dilansir AFP, Sabtu (12/7/2014).

Hal inilah yang dikeluhkan oleh otoritas Mesir yang merupakan negara tetangga kedua pihak. Pada tahun 1979 lalu, Mesir menandatangani perjanjian damai dengan Israel. Sejak saat itu, Mesir memainkan peranan penting dalam menengahi gencatan senjata dalam pertempuran Israel dengan Hamas di masa lalu.

Kali ini, otoritas Mesir mengisyaratkan pendekatan yang lebih lepas dalam konflik terbaru di Gaza. Kementerian Luar Negeri Mesir menuturkan, pihaknya menemukan kesulitan dalam menengahi konflik antara Israel dan Hamas.

"Mesir telah berkomunikasi dengan semua pihak demi menghentikan kekerasan terhadap warga sipil dan menyerukan kepada mereka untuk melanjutkan kesepakatan gencatan senjata yang ditandatangani pada November 2012," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Mesir.

"Sayangnya, upaya yang telah berlangsung dalam 10 hari terakhir ini berhadapan dengan sifat keras kepala, yang hanya menjadikan warga sipil sebagai korban" imbuh pernyataan tersebut.

Pada tahun 2012 lalu, tercapai kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, yang ditengahi oleh mantan Menlu AS Hillary Clinton serta otoritas Mesir. Kesepakatan tersebut mengakhiri serangan udara Israel terhadap target Hamas di wilayah Palestina selama 8 hari berturut-turut.

Otoritas Kairo menyatakan, kali ini pihaknya tidak menengahi secara langsung melalui upaya negosiasi, melainkan dengan upaya diplomatik yang bertujuan menghentikan agresi Israel dan mengakhiri segala kekerasan yang terjadi.

Pada Jumat (11/7), Mesir menyampaikan kecamannya terhadap Israel karena membunuh warga sipil dengan menggunakan penindasan. "Mesir menolak tindakan Israel yang tidak bertanggung jawab di wilayah Palestina, yang dilakukan dengan kekuatan militer berlebihan dan tidak perlu sehingga menewaskan warga sipil tidak berdosa," seru otoritas Mesir.

Mesir menyerukan dunia internasional untuk mendorong kekerasan yang berkelanjutan di Gaza. Tidak hanya itu, Mesir juga mengirimkan bantuan berusia 500 ton makanan dan suplai medis ke Gaza

0 comments:

Post a Comment