equityworld futures pusat
Friday, August 1, 2014

Friday, August 01, 2014

"Mereka mengakui dan setelah kita kroscek dengan data dinas sosial benar mereka PSK," katanya Irvan kepada detikcom, Jumat (1/8/2014). Ketiga perempuan itu berasal dari Blitar, Kediri dan Lumajang.

http://infokami.com/wp-content/uploads/2014/08/Tiga-PSK-eks-lokalisasi-Dolly-Diamankan-ke-Pondok-Sosial.jpg

 

INFOKAMI.COM Surabaya, – Tiga orang perempuan yang diamankan petugas gabungan dalam razia eks lokalisasi Dolly dan Jarak, Surabaya, Jawa Timur, dipastikan sebagai pekerja seks komersil (PSK). Mereka bekerja di salah satu wisma di Putat Jaya.
Menurut Kasatpol PP Kota Surabaya, Irvan Widyanto, ketiga perempuan yang diamankan, mengakui sebagai PSK usai dimintai keterangan.
“Setelah mengaku dan positif psk langsung kita kirim ke Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih, Surabaya dan akan segera dikembalikan ke daerah masing-masing,” sambungnya.
Ketiganya diamankan usai turun dari taksi dan hendak masuk salah satu wisma di lokalisasi Putat Jaya.
Irvan juga menegaskan razia yang dilakukan pada Kamis (30/7) bersama petugas dari Polrestabes Surabaya, Garnisun III Tetap Surabaya dan Linmas Kota Surabaya untuk membuktikan Pemkot Surabaya serius mengalihfungsikan lokalisasi Dolly dan Jarak.
“Kemarin sebagai bukti tindakan tegas bahwa tidak ada toleransi lagi sekaligus sosialisasi terakhir bagi pemilik wisma jika lokalisasi harus tutup,” ujar Irvan.
Kasatpol PP Surabaya, Irvan Widyanto mengatakan, ketiga perempuan diamankan saat turun dari taksi dan akan masuk ke dalam salah satu wisma di Putat Jaya.
“Mereka langsung kita bawa untuk kita mintai data dan kita lakukan verifikasi dengan data dinas sosial,” kata Irvan kepada detikcom, Jumat (1/8/2014).
Irvan berjanji akan melakukan penindakan bila ketiga wanita yang diamankan merupakan pekerja seks komersil.
“Jika terbukti sebagai PSK dan berniat kembali bekerja di wisma,” sambungnya.
Pada Kamis (31/7) sore, petugas gabungan merazia eks lokalisasi Dolly dan Jarak untuk memastikan lokalisasi tersebut tidak beroperasi lagi.

Satpol PP memasang plakat 'Kelurahan Putat Jaya Kampung Bebas Lokalisasi Prostitusi'.
Satpol PP memasang plakat ‘Kelurahan Putat Jaya Kampung Bebas Lokalisasi Prostitusi’.

Satpol PP memasang plakat ‘Kelurahan Putat Jaya Kampung Bebas Lokalisasi Prostitusi‘. Polisi siap memback-up pemkot. Seperti apa bantuan polisi?
“Jika ada yang tetap nekat ya akan kita tindak tegas,” kata Kabag Ops Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran saat dihubungi detikcom, Kamis (31/7/2014).
Polisi tidak melakukan pengamanan khusus di eks Dolly, tapi jelas telah menempatkan anggotanya. Para personel melakukan pengamanan secara tertutup.
“Pemkot saat ini di lini depan, sedangkan kami berada di belakang untuk memback up. Artinya, jika ada pelanggaran perda, maka pemkot yang menindak. Jika ada pelanggaran pidana, kita yang maju. Tetapi selama ini kita jalan bersama,” paparnya.
Deklarasi penutupan Dolly dan Jarak dilakukan, 19 Juni 2014 lalu. Pada Minggu (27/7), Satpol PP memasang papan “Kelurahan Putat Jaya Kampung Bebas Lokalisasi Prostitusi” di Jalan Girilaya. Massa pro Dolly sempat marah dan mengamuk.

Massa pro Dolly sempat marah dan mengamuk
Massa pro Dolly sempat marah dan mengamuk

berdasarkan dari pantauan CCTV ada dugaan wisma yang nekat buka. “Kita juga dapat informasi para wanita harapan saat ini sudah datang dan ditampung di rumah kost sekitar lokalisasi. Kita akan tertibkan dan tindak tegas jika memang kedapatan dengan memulangkan mereka,” kata aparat yang bertugas

0 comments:

Post a Comment