Seorang pekerja seks komersial (PSK), yang mengaku punya nama panggilan Rina dan tinggal di wisma Gang Dolly, mengaku hatinya luluh setelah mendengar dan ikut membaca doa-doa dalam istigasah saat deklarasi tandingan yang digelar di sepanjang Jalan Jarak, jalan masuk ke Gang Dolly, diikuti warga serta puluhan PSK setempat.
Deklarasi dengan membaca doa istighosah disertai dengan potong
tumpeng itu adalah deklarasi tandingan melawan deklarasi yang digelar
Pemerintah Kota Surabaya, di Gedung Islamic Centre, tak jauh dari
lokalisasi Jarak dan Dolly, Rabu (18/6/2014) malam.
istighosah itu dilangsungkan dengan harapan Dolly tetap buka dan penghuninya terhindar dari segala penganiayaan dari pihak lain yang berencana akan melakukan sweeping ke lokalisasi Dolly dan Jarak.
Saat istighosah berlangsung, yang dipimpin oleh seorang modin setempat, Rina menangis dan terlihat khusyuk membaca kalimat-kalimat istighosah.
Seusai istighosah dan berhasil ditemui wartawan, Rina mengaku terharu setelah membaca kalimat-kalimat istighosah.
"Hati saya luluh setelah baca istigasah. Terasa banyak dosa. Tapi seakan berat mau meninggalkan kehidupan di Dolly," katanya lirih.
Ditanya soal mengapa bisa masuk ke Dolly, Rina tak mau mengisahkan perjalanan hidupnya hingga masuk Dolly.
"Cukup saya yang tahu. Sekarang mumpung libur mau menenangkan diri dulu. Mau istirahat," aku perempuan yang masih berumur 36 tahun itu.
Rina yang mengaku kelahiran Jember itu sudah lima tahun menghuni Dolly. "Mungkin pada saatnya saya harus meninggalkan profesi saya, tapi tidak sekarang. Bisa saja minggu depan atau bulan depan karena pemerintah sudah deklarasi penutupan Dolly, walau warga dan PSK di sini menolaknya," katanya pasrah.
Ketika ditanya apakah akan segera meninggalkan Dolly, Rina tak menjawab. Hanya menggelengkan kepalanya. "Maaf ya, saya mau balik ke wisma. Mau menenangkan diri," katanya.
istighosah itu dilangsungkan dengan harapan Dolly tetap buka dan penghuninya terhindar dari segala penganiayaan dari pihak lain yang berencana akan melakukan sweeping ke lokalisasi Dolly dan Jarak.
Saat istighosah berlangsung, yang dipimpin oleh seorang modin setempat, Rina menangis dan terlihat khusyuk membaca kalimat-kalimat istighosah.
Seusai istighosah dan berhasil ditemui wartawan, Rina mengaku terharu setelah membaca kalimat-kalimat istighosah.
"Hati saya luluh setelah baca istigasah. Terasa banyak dosa. Tapi seakan berat mau meninggalkan kehidupan di Dolly," katanya lirih.
Ditanya soal mengapa bisa masuk ke Dolly, Rina tak mau mengisahkan perjalanan hidupnya hingga masuk Dolly.
"Cukup saya yang tahu. Sekarang mumpung libur mau menenangkan diri dulu. Mau istirahat," aku perempuan yang masih berumur 36 tahun itu.
Rina yang mengaku kelahiran Jember itu sudah lima tahun menghuni Dolly. "Mungkin pada saatnya saya harus meninggalkan profesi saya, tapi tidak sekarang. Bisa saja minggu depan atau bulan depan karena pemerintah sudah deklarasi penutupan Dolly, walau warga dan PSK di sini menolaknya," katanya pasrah.
Ketika ditanya apakah akan segera meninggalkan Dolly, Rina tak menjawab. Hanya menggelengkan kepalanya. "Maaf ya, saya mau balik ke wisma. Mau menenangkan diri," katanya.
0 comments:
Post a Comment