equityworld futures pusat
Thursday, June 12, 2014

Thursday, June 12, 2014
Jakarta - Raeni (21) tak menyangka bisa berkuliah di Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan diwisuda sebagai lulusan terbaik dengan IPK 3,96. Ayahnya Mugiyono hanya seorang tukang becak dengan penghasilan seadanya. Dibantu beasiswa Bidikmisi Kemdikbud, dia bisa meraih mimpinya.

Raeni berkuliah di jurusan pendidikan akutansi Fakultas Ekonomi Unnes. 3 Tahun 6 bulan 10 hari, Raeni yang menambah uang saku dengan menjadi asisten dosen dan ikut berbagai lomba. Dahulu awal masuk kuliah dia sempat berhutang untuk beli laptop, yang dilunasi ayahnya dengan pesangon dari perusahaan pabrik kayu.

Sejak itu, ayahnya alih profesi menjadi tukang becak yang penghasilannya Rp 10-50 ribu sehari ditambah menjadi penjaga malam di sekolah di Kendal, Jateng dengan gaji Rp 450 ribu/bulan.

"Setelah lulus saya ingin sekali melanjutkan kuliah di Inggirs," kata Raeni bercerita kepada detikcom, Kamis (12/6/2014).

Raeni dikenal cerdas dan disiplin belajar. Dia juga aktif di kegiatan kemahasiswaan, dia tak minder walau ayahnya seorang tukang becak.

"Kata pihak humas sudah ada yang menawarkan beasiswa ke Inggris, tapi saya belum tahu pastinya dari mana," tutur Raeni.

Inggris dipilihnya karena dosen dia di akutansi menamatkan master di negeri Ratu Elizabeth itu. Raeni kerap mendengar cerita soal pendidikan di sana.

Kisah Raeni ini mungkin satu dari kisah-kisah lainnya, anak dari kalangan bawah menembus bangku kuliah dan suatu hari nanti bisa mengangkat ekonomi keluarganya.

Raeni juga memberikan pesan bagi teman-teman dan siapapun yang punya mimpi berkuliah tapi dari kalangan bawah.

"Kalau misalnya punya kemapuan terus berusaha, insya Allah bisa berhasil. Semua memang dari mimpi, tapi karena dikejar dengan ridho Allah dan dengan semangat dan tekad kuat pasti bisa berhasil,".

0 comments:

Post a Comment