Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus, naik 20 sen pada 97,25 dolar AS per barel dan minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Agustus naik 21 sen menjadi 103,03 dolar AS dalam perdagangan sore.
Kelly Teoh, ahli strategi pasar di IG Markets Singapura, menuding aksi ambil untung penyebab penurunan harga di awal perdagangan Asia, tetapi mengatakan "pasar minyak mentah tetap bullish dalam jangka panjang karena prospek optimis terhadap perekonomian AS".
Baik kontrak WTI maupun Brent melonjak lebih dari satu dolar dalam transaksi penutupan di New York pada Kamis, karena data menunjukkan pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat, konsumen minyak mentah terbesar dunia, tetap dengan kecepatan tetap.
Angka yang dirilis pada Kamis menunjukkan belanja konsumen berbalik naik pada Mei dari penurunan April, pendapatan lebih tinggi, tekanan inflasi tetap rendah, klaim baru pengangguran sedikit membaik, dan penjualan "pending home" (rumah yang pengurusannya belum selesai) kuat.
Harga minyak juga mendapat dukungan dari komentar Kepala Fed New York William Dudley, yang menekankan bahwa bank sentral tidak akan menutup program pembelian obligasi 85 miliar dolar AS per bulan "jika kondisi pasar tenaga kerja dan momentum pertumbuhan ekonomi kurang menguntungkan" daripada prediksi the Fed saat ini.
Komentar Dudley menunjukkan bahwa kebijakan moneter the Fed tetap "akomodatif daripada pengetatan," kata Desmond Chua, analis pasar di CMC Markets di Singapura. (Ant)
0 comments:
Post a Comment