equityworld futures pusat
Thursday, May 30, 2013

Thursday, May 30, 2013
gambar berita warta ekonomi - as raih kembali tempat teratas peringkat daya saingWE.CO.ID - Amerika Serikat telah meraih kembali posisi teratas dalam peringkat daya saing ekonomi global, berkat sektor keuangannya yang berbalik naik, inovasi teknologi yang berlimpah dan keberhasilan perusahaan-perusahaannya.

Dalam peringkat tahunan, yang diumumkan pada Kamis oleh Lembaga untuk Pengembangan Manajemen (Institute for Management Development/ IMD) yang berbasis di Swiss, Amerika Serikat melonjak kembali dari tempat nomor dua pada 2012.

Sementara itu, Hong Kong yang menempati urutan pertama pada tahun lalu, turun ke tempat ketiga dalam peringkat daya saing 2013, sementara Swiss naik ke urutan kedua dari posisi ketiga.

"Kami mendasarkan penelitian kami pada 333 kriteria, dua-pertiga dari mereka adalah statistik dan sisanya jajak pendapat pihak ketiga," Stephane Garelli, kepala Pusat Daya Saing Dunia IMD mengatakan kepada AFP.

"Pada akhirnya, aturan emas daya saing adalah sederhana: produksi, diversifikasi, ekspor, investasi di bidang infrastruktur, pendidikan, dukungan UKM, penegakan disiplin fiskal, dan di atas semuanya menjaga kohesi sosial," jelasnya.

Berurutan dari tempat teratas Amerika Serikat hingga Venezuela di tempat terbawah, peringkat 60-negara itu juga membantu menandai kenaikan tren ekonomi yang lebih luas.

"Sementara zona euro tetap tersendat, kenaikan kembali AS ke puncak peringkat daya saing, dan berita yang lebih baik dari Jepang, telah menghidupkan kembali perdebatan tentang penghematan," kata Garelli.

"Reformasi struktural tidak dapat dihindari, namun pertumbuhan tetap menjadi prasyarat untuk daya saing. Selain itu, langkah-langkah penghematan keras yang terlalu sering mengantagoniskan populasi. Pada akhirnya, negara-negara perlu untuk melestarikan kohesi sosial guna memberikan kemakmuran," tambahnya.

Bagian 30 teratas dalam peringkat daya saing 2013 termasuk 10 anggota Uni Eropa yang dicengkeram penghematan, dengan Swedia di posisi keempat, kedudukannya naik satu tingkat dari 2012, dan Jerman serta Inggris tak berubah masing-masing di posisi kesembilan dan ke-18.

Irlandia meningkat dari posisi ke-20 menjadi di posisi 17, dan Prancis dari peringkat ke-29 menjadi ke-28.

Jepang juga naik dari urutan ke-27 menjadi ke-24.

IMD menggarisbawahi dampak "Abenomics" Jepang -- upaya Perdana Menteri Shinzo Abe untuk meningkatkan jumlah uang beredar dan menawarkan stimulus fiskal -- mengatakan itu tampaknya memiliki dampak pada dinamika ekonomi terbesar ketiga dunia tersebut.

Keberuntungan untuk kelompok negara berkembang BRICS yang terdiri dari Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan tampak bervariasi.

China naik ke urutan 21 dari 23, dan Rusia naik ke posisi 42 dari 48. Tetapi India merosot dari tahun lalu di peringkat 35 menjadi di urutan 40, Brazil turun dari 46 ke 51, dan Afrika Selatan dari posisi 50 ke posisi 53.

"Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan sangat berbeda dalam strategi daya saing dan kinerja mereka, tetapi BRICS tetap negara-negara berpeluang," kata Garelli. (Ant)

(redaksi@wartaekonomi.com)

0 comments:

Post a Comment