Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Budi Gunadi
 Sadikin mengeluhkan susahnya menembus pasar perbankan di negara-negara 
tetangga di kawasan ASEAN.
“Bank Malaysia itu sudah punya 1.400 
cabang di Indonesia, sedangkankan Indonesia belum punya satu pun cabang 
di Malaysia,” kata Budi, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI 
DPR-RI, Jakarta, Rabu (8/4/2015). 
Budi mengatakan, emiten 
berkode BMRI itu hingga saat ini pun masih berupaya keras untuk menembus
 regulasi di Malaysia yang cukup sulit. Tak hanya di Malaysia saja 
perbankan Indonesia menemui kesulitan buka cabang.
“Singapura 
sudah punya 670 cabang bank di Indonesia. Indonesia hanya punya 2 cabang
 bank di Singapura. Satu itu BNI, satu lagi Mandiri,” imbuh Budi.
Kondisi
 ini tentu mengkhawatirkan bagi industri perbankan Indonesia dalam 
menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN, di mana untuk industri perbankan 
baru akan efektif pada 2020 mendatang. 
Budi menuturkan, 
penguasaan pasar menjadi salah satu antisipasi agar bisa bersaing dan 
tidak dicaplok. Hanya saja masalahnya, negara-negara lain di kawasan 
juga sudah memiliki entry barrier agar perbankan Indonesia sulit masuk ke sana, salah satunya ialah dengan penerapan ASEAN GCG Index. 
“Kalau
 tidak lewat itu, Bank Mandiri tidak bisa melewati (masuk) Singapura, 
Malaysia. Jadi orang-orang sana pintar juga,” ucap Budi.
Wednesday, April 8, 2015
          
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
 







 
 
0 comments:
Post a Comment