Selama 450 juta tahun, Bumi pernah mengalami "kiamat" atau kematian massal 5 kali. Itulah yang dipahami selama ini.
Dalam publikasi di Geological Society of American Bulletin,
 ilmuwan mengatakan, ada satu lagi peristiwa yang bisa disebut kematian 
massal, yaitu peristiwa Capitanian yang terjadi 262 juta tahun lalu. 
David
 Bond dari University of Hull dan timnya melakukan penelitian di 
Spitsbergen, pulau pada jarak 890 km dari pulau utama Norwegia, untuk 
membuktikan adanya "kiamat" keenam itu.
Bond dan rekannya 
meneliti Kapp Starostin Formation, lapisan batuan setebal 400 meter di 
beberapa lokasi Spitsbergen, yang bisa memberi petunjuk tentang kondisi 
27 juta tahun masa Permian Tengah, masa ketika peristiwa Capitanian 
diduga terjadi.
Pertama, Bond harus memastikan bahwa data dari 
lapisan batuan tersebut menunjukkan kesamaan dengan data adanya 
peristiwa Capitanian yang diambil dari wilayah tropis.
Dengan 
menganalisis rasio isotop karbon dan stronsium serta beragam logam dan 
polaritas magnetik, Bond berhasil mengonfirmasi bahwa lapisan batuan 
tersebut menunjukkan korelasi dengan lapisan batuan di wilayah tropis.
Kedua,
 Bond harus bisa menunjukkan adanya penurunan populasi satwa tertentu 
secara drastis pada waktu terjadinya kepunahan massal.
Bond pun menganalisis populasi moluska jenis brachiopoda dan bivalvia. Dia menunjukkan bahwa di lapisan Capitania, populasi brachiopoda mengalami penurunan hingga 87 persen. Itu merupakan petunjuk terjadinya kepunahan massal.
Sementara itu, pada lapisan batuan yang lebih muda, brachiopoda kembali muncul. Namun, pasca-kepunahan massal itu, bivalvia lebih mendominasi.
Menurut
 Bond, kepunahan massal kala itu terjadi karena erupsi Emeishan Traps, 
kini terletak di provinsi Sichuan, Tiongkok. Erupsi melepaskan banyak 
karbon dioksida, membuat laut mengalami pengasaman dan kekurangan 
oksigen.
Penelitian tentang peristiwa Capitanian dibutuhkan 
sebab, sejak diketahui 20 tahun lalu, peristiwa itu belum dikategorikan 
sebagai kematian massal.
Ada kematian massal yang lebih besar 
berpaut 12 juta tahun dari peristiwa Capitanian. Peristiwa yang disebut 
Kiamat Permian Akhir itu memusnahkan 96 persen spesies di muka Bumi. 
Karena terpaut singkat, sering kali Captanian dan Permian Akhir dianggap
 satu.
Karena belum banyak diteliti dan minim bukti dampak, Capitanian juga sering dianggap hanya kiamat regional, bukan global.
Dengan
 hasil penelitiannya, Bond yakin bahwa Capitanian merupakan peristiwa 
yang terpisah dengan Permian Akhir. Ia juga yakin bahwa peristiwa itu 
bisa dikatakan kematian massal yang global.
Meski demikian, tak 
semua setuju bahwa peristiwa Capitanian bisa dikatakan kiamat global. 
Salah satunya Matthew Clapham dari University of California di Santa 
Cruz.
"Hilangnya beberapa lusin spesies di suatu daerah tak 
menjadikan sebuah peristiwa sebagai kematian massal," katanya seperti 
dikutip BBC, Selasa (21/4/2015). Namun, Clapham mengakui bahwa 
hasil riset Bond menyuguhkan fakta menarik di Spitsbergen pada jutaan 
tahun lalu.
Wednesday, April 22, 2015
          
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
 







 
 
0 comments:
Post a Comment