equityworld futures pusat
Tuesday, October 3, 2017

Tuesday, October 03, 2017
Penguatan dolar AS terhadap rupiah salah satunya karena rencana pemerintahan Donald Trump melakukan pemangkasan pajak, serta beberapa situasi dan isu politik global.

"Tren penguatan dolar masih berpotensi terjadi hingga akhir tahun, seiring dengan pengetatan kebijakan moneter yang akan direalisasikan pada akhir tahun ini,"



Beberapa ekonom menyebutkan, perkasanya dolar AS karena pemerintah
negeri paman sam akan menerapkan kebijakan reformasi di bidang
perpajakan.

Ekonom dari PT Bank Permata, Josua Pardede,
mengatakan menguatnya dolar AS juga karena ekspektasi normalisasi
kebijakan moneter bank sentral AS yaitu Federal Reserve (The Fed), dan
pelemahan bilai tukar euro akibat referendum Catalonia yang ingin
merdeka dari Spanyol.



Sementara Ekonomi dari INDEF, Bhima Yudhistira, mengatakan butuh waktu
cukup lama untuk menggerek rupiah hingga titik keseimbangan yakni antara
Rp 13.400-Rp 13.600 per dolar AS.

"Iyah berapa lama penguatan dolar ini terjadi, penguatan dolar bisa bertahan sampai akhir 2017," kata Bhima.

Selain
berdampak pada nilai tukar, Bhima mengungkapkan, dampak yang lain usai
pemerintahan AS ingin melakukan pemangkasan pajak juga kepada capital
outflow, bunga surat utang naik, beban biaya produksi industri menjadi
naik khususnya pada produk bahan bakunya impor.

"Solusinya memang
fundamental ekonomi harus diperkuat. Kalau rupiah terlalu rendah BI
bisa bisa melakukan operasi moneter," papar dia.



PT Equityworld Futures

0 comments:

Post a Comment