Penguatan dolar AS terhadap rupiah salah satunya karena rencana pemerintahan Donald Trump melakukan pemangkasan pajak, serta beberapa situasi dan isu politik global.
"Tren penguatan dolar masih berpotensi terjadi hingga akhir tahun, seiring dengan pengetatan kebijakan moneter yang akan direalisasikan pada akhir tahun ini,"
Beberapa ekonom menyebutkan, perkasanya dolar AS karena pemerintah 
negeri paman sam akan menerapkan kebijakan reformasi di bidang 
perpajakan.
Ekonom dari PT Bank Permata, Josua Pardede, 
mengatakan menguatnya dolar AS juga karena ekspektasi normalisasi 
kebijakan moneter bank sentral AS yaitu Federal Reserve (The Fed), dan 
pelemahan bilai tukar euro akibat referendum Catalonia yang ingin 
merdeka dari Spanyol.
Sementara Ekonomi dari INDEF, Bhima Yudhistira, mengatakan butuh waktu 
cukup lama untuk menggerek rupiah hingga titik keseimbangan yakni antara
 Rp 13.400-Rp 13.600 per dolar AS.
"Iyah berapa lama penguatan dolar ini terjadi, penguatan dolar bisa bertahan sampai akhir 2017," kata Bhima.
Selain
 berdampak pada nilai tukar, Bhima mengungkapkan, dampak yang lain usai 
pemerintahan AS ingin melakukan pemangkasan pajak juga kepada capital 
outflow, bunga surat utang naik, beban biaya produksi industri menjadi 
naik khususnya pada produk bahan bakunya impor.
"Solusinya memang
 fundamental ekonomi harus diperkuat. Kalau rupiah terlalu rendah BI 
bisa bisa melakukan operasi moneter," papar dia. 
PT Equityworld Futures
Home
»
»Unlabelled
» PT Equityworld Futures : Penguatan dolar AS Karena Donald Trump melakukan pemangkasan pajak
          Tuesday, October 3, 2017
          
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
 






 
 
0 comments:
Post a Comment