Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup variatif dengan indeks saham
acuan Dow Jones dan S&P 500 tertekan pada perdagangan saham awal
pekan ini. Harga minyak melemah mendorong sektor saham energi merosot
sehingga menekan indeks saham.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (Selasa pagi WIB), indeks
saham Dow Jones tergelincir 23,28 poin (0,13 persen) menjadi 18.117,16.
Indeks saham S&P 500 melemah 0,68 poin (0,03 persen) menjadi
2.109,62. Sedangkan indeks saham Nasdaq menguat tipis 5,01 poin (0,1
persen) menjadi 4.960,97 didorong saham Apple Inc.
Sentimen harga minyak mempengaruhi bursa saham. Harga minyak acuan
Amerika Serikat West Texas Intermediate turun US$ 1,30 menjadi US$ 49,50
per barel seiring penguatan dolar dan pasokan minyak berlebih. Hal ini
juga mendorong indeks saham sektor energi S&P 500 tergelincir 0,6
persen.
Selain itu, rilis data ekonomi seperti penjualan rumah juga menjadi
perhatian pelaku pasar. Indeks sektor perumahan turun 0,7 persen setelah
penjualan rumah existing turun tajam dalam sembilan bulan.
Pelaku pasar juga mencermati kebijakan bank sentral Amerika
Serikat/The Federal Reserve. Pimpinan bank sentral AS Janet Yellen akan
memberikan testimoni mengenai ekonomi dan kebijakan moneter pada pekan
ini sebelum pertemuan senat. Pelaku pasar akan memperhatikan semua
indikator untuk mengetahui kapan waktu kenaikan suku bunga.
"Harga minyak melanjutkan pelemahan. Akan tetapi ini cenderung
stabil, dan ini juga belum tentu positif. Saat ini tergantung dari
kinerja dan berita makro ekonomi yang pengaruhi pasar," ujar Uri
Landesman, President of Platinum Partners, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (24/2/2015).
0 comments:
Post a Comment