Harga emas pekan ini 
diprediksi mengalami penurunan lantaran adanya hari libur yang 
mempersingkat perdagangan selama sepekan. Beberapa analis juga 
mengatakan, harga emas tak akan banyak bergerak karena tak ada perubahan
 fundamental di AS atau ekonomi global.
“Sebenarnya saat ini emas diperdagangkan
 tanpa arah yang jelas, menguat atau melemah,” ungkap Vice President RBC
 Capital Markets Global Futures George Gero seperti dikutip dari International Business Times, Senin (15/2/2015).
Dia memprediksi penguatan dolar AS masih akan menjadi faktor terbesar yang mempengaruhi pergerakan harga emas.
 Menurutnya, data ekonomi apapun yang mendorong program kenaikan suku 
bunga Bank Sentral AS akan mendorong naik dolar dan menekan harga emas.
Sementara itu, analis komoditas di 
Macquarie, Mathew Turner mengatakan, data AS akan menjadi pemberi dampak
 terbesar pada harga emas pekan ini.
“Tapi para investor masih harus 
mengamati ketegangan geopolitik di Eropa, di mana Yunani akan 
melanjutkan negosiasi dengan para kreditor internasional untuk 
menciptakan kesekapakatan finansial baru,” terangnya.
Senior market strategist di iiTrader, Teddy Sloup mengatakan, risiko yang dapat menekan harga emas
 dapat menurunkan harganya yang semula berada di atas US$ 1.220 per 
ounce. Meski begitu, dia mengatakan, harga emas dalam waktu dekat 
seharusnya bisa naik hingga US$ 1.245-US$ 1.250 per ounce untuk menarik 
daya beli masyarakat.
 







 
 
0 comments:
Post a Comment