Harga emas berjangka ditutup di level
terendah dalam tujuh minggu ini pada perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB).
Hal itu didorong sentimen hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat
(AS)/The Federal Reserve pada Januari 2015.
Harga emas untuk pengiriman April turun
US$ 8,4 atau 0,7 persen menjadi US$ 1.200,20 per ounce di divisi Comex.
Ini level terendah sejak 2 Januari.
Pembeli China libur untuk merayakan
Tahun Baru Imlek turut mempengaruhi harga emas. Ditambah hasil pertemuan
The Federal Reserve dengan para pembuat kebijakan tidak terburu-buru
untuk menaikkan suku bunga.
Harga sempat naik tipis ke level US$
1.210,50 setelah hasil pertemuan The Fed itu dirilis. Suku bunga rendah
dapat menekan dolar sehingga menyebabkan inflasi. Emas sering dianggap
sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan dolar Amerika Serikat (AS)
melemah dapat memikat pembeli untuk pasar emas.
“Saya tidak berpikir The Fed akan
menjadi terburu-buru untuk menaikkan suku bunga dalam waktu lama. Dengan
demikian, saya pikir sentimen emas dalam jangka menengah harus
positif,” ujar Adam Koos, President of Libertas Wealth Management
seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (19/2/2015).
Akan tetapi, Yves Lamoureux, Presiden of
Lamoureux & Co menyatakan, berdasarkan perilaku ekonomi tidak
mengharapkan keuntungan emas untuk jangka pendek dapat bertahan. Dalam
jangka pendek, harga emas masih tertekan.
0 comments:
Post a Comment